Selasa, 07 April 2020

Bahaya Penyakit Akibat Kerja (PAK) Karena Alat Tidak Ergonomi

Apabila kamu seorang karyawan maupun tengah bekerja di suatu perusahaan anda harus mencermati Penyakit Akibat Kerja (PAK). Penyakit Akibat Kerja adalah risiko yang ditimbulkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja.

Tentu saja ini dapat berdampak terhadap produktivitas karyawan dan menyebabkan pekerjaan tambahan bagi perusahaan gara-gara sudah memicu kebugaran karyawan menurun. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai alasan. Salah satunya berasal dari sarana kerja.



Kursi merupakan salah satu elemen mutlak saat bekerja sehari-hari. Bekerja di kantor, menjahit, mengetik, rapat, menghadiri seminar, operator call center dan beraneka aktivitas lainnya yang dijalankan di dalam kurun waktu yang lama dan juga berulang-ulang. Apabila kursi yang digunakan tidak pas dengan ukuran tubuh manusia itu sendiri akan menyebabkan nyeri pada punggung. Nyeri punggung ini termasuk dalam penyakit gangguan muskuloskeletal (MSD).



Oleh sebab itu, pentingnya bagi perusahaan untuk mencermati desain kursi yang pas sesuai model pekerjaan, umur, serta ketepatan terhadap bagian-bagian tubuh manusia. Kemudian, bagaimana cara memperoleh kursi yang pas sesuai yang dibutuhkan?

Ergonomi dan Pengukuran Antropometri

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan untuk merancang sesuatu secara sederhana. Dalam mendesain sebuah kursi yang ergonomis, kita perlu mengatur dengan hasil antropometri penggunanya. Antropometri sendiri merupakan pengukuran yang mengacu pada individu manusia. Pada dasarnya, tiap-tiap alat yang digunakan pada kajian antropometri, bermanfaat sebagai alat identifikasi, melibatkan pengukuran sistematis sifat-sifat fisik tubuh manusia lebih-lebih dimensi ukuran dan wujud tubuh manusia.

Pada penerapan data antropometri yang dibutuhkan dalam proses perancangan produk ataupun layanan kerja, maka Wignjosoebroto (1995) menambahkan lebih dari satu saran cara kerja, yaitu:
  1. Menetapkan anggota tubuh yang dilihat yang bakal difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.
  2. Menentukan dimensi tubuh yang perlu dalam proses perancangan tersebut. Hal ini yang perlu diperhatikan juga adalah apakah harus memanfaatkan data structural body dimension atau functional dimension.
  3. Menentukan jumlah populasi terbesar yang wajib dituju dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.
  4. Menetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti, semisal apakah rencana tersebut untuk ukuran individual yang ekstrem(adjustable) ataukah ukuran rata-rata.
  5. Pemilihan presentase populasi yang perlu diikuti jikalau 90-th, 95-th, 99-th atau dinilai persentil lain yang dikehendaki. Misalnya, 95-th persentil menunjukan 95% populasi bakal berada pada atau di bawah ukuran tersebut; namun 5-th persentil menunjukan 5% populasi bakal berada terhadap atau di bawah ukuran tersebut.
  6. Mengaplikasikan data selanjutnya dan mengimbuhkan aspek kelonggaran (allowance) andaikan dibutuhkan seperti halnya tambahan ukuran akibat aspek tebalnya perangkat penunjang yang wajib dikenakan oleh operator.


Berbagai Alat Pengukuran Antropometri

Kemudian, guna mempermudah memperoleh data-data pengukuran tersebut, di dalam ilmu ergonomi digunakan bermacam alat ukur antropometri yaitu:
  1. Anthropometer
Antropometer adalah sebuah alat yang terdiri dari sebatang pipa sepanjang 2000 mm, tersusun dari empat bagian dengan sebuah pegangan yang dapat digeser ke atas atau ke bawah dan sebuah pegangan stabil. Pipa mempunyai skala dengan ketepatan 1 mm. Antropometer digunakan dalam pengukuran panjang layaknya tinggi badan, panjangnya tulang pipa.


  1. Kursi Antropometri
Kursi Antropometri digunakan pada pengukuran data-data antropometri manusia khususnya di dalam posisi duduk. Data yang diperoleh berikutnya digunakan untuk merancang beragam kursi serta untuk perancangan ragam fasilitas kerja yang terkait dengan manusia sebagai pemakainya.


  1. Campbell Caliper 20
Alat ini bermanfaat guna mengukur lebar atau tebal batang tubuh (torso breadths) layaknya acromial, dada melintang (transverse chest), biiliocristal dan sebagainya.


sumber: Chuan, T.K., Hartono, M. & Kumar, N. 2010. Anthropometry of the Singaporean plus Indonesia populations. International Journal of Industri Ergonomics, 40. 757-766.

  1. Segmometer
Alat ini berfungsi guna mengukur ketinggian proyeksi (projected heights) dan panjang segmental langsung (direct segmental lengths) layaknya tinggi tubuh, tinggi bahu pada posisi berdiri dan sebagainya.


sumber: Chuan, T.K., Hartono, M. & Kumar, N. 2010. Anthropometry of the Singaporean plus Indonesia populations. International Journal of Industri Ergonomics, 40. 757-766.

  1. Timbangan badan
Alat ini digunakan khusus untuk mengukur berat badan. Timbangan wajib di cek secara berkala akurasinya.


  1. Measuring tape (meteran)
Alat ini biasa digunakan pada ragam pengukuran lingkar atau lengkung (busur). Pita ini memiliki skala kecermatan 1 mm.


Salah satu cara yang paling efektif yakni dengan memanfaatkan kursi antropometri. Kursi antropometri adalah kursi yang berguna untuk mengukur dimensi tubuh manusia, kursi antropometri yang kami ciptakan bisa mengukur hingga 34 dimensi tubuh manusia.

Selain pengukuran yang lumayan lengkap, mengukur memakai kursi antropometri ini tidak memerlukan tenaga pakar dan cuma memerlukan ketelitian pada pengamatan. Kursi antropometri ini juga lebih tahan lama untuk digunakan bertahun-tahun.

Oleh karena itu, andaikata kamu memerlukan alat pengukur guna mendapatkan ketepatan barang yang dihasilkan sesuai dengan penggunanya dan membantu aktivitas dengan baik, maka kursi ini menjadi menjadi barang yang berguna mendukung aktivitas produksi anda. Apabila desain kursi yang nyaman pasti risiko Penyakit Akibat Kerja berkurang.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan klik link berikut atau menghubungi whatsapp di nomor berikut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar