Rabu, 13 Mei 2020

Berbagai Faktor Penghambat saat Pencegahan Stunting

Seperti yang udah kalian ketahui bersama, problematika berkenaan stunting tidak bisa dianggap sebelah mata. Untuk mengingatkan kalian kembali, stunting adalah kejadian kala seorang anak mengalami kekurangan gizi (atau dapat disebut dengan malnutrisi), supaya mereka akan mengalami perlambatan pertumbuhan.






Bahaya seorang anak yang terkena stunting tidak hanya mengenai tinggi tubuh mereka yang pendek dilihat dicermati dari umurnya. Hal yang lebih membahayakan dari stunting adalah mereka sanggup mengalami penurunan kemampuan berpikir. Dan perihal ini bisa menganggu tumbuh kembang mereka, khususnya di masa sekolah.

Dampak Covid-19 pada Anak Stunting

Terlebih lagi, negara kita pun sedang mengalami sebuah musibah. Pandemi virus corona yang menyerang sejak awal th. 2020 sangatlah membawa pengaruh negatif. Pasalnya, kurang atau tidaknya gizi seorang anak akan mempengaruhi imunitas tubuh.

Salah satu Ahli Analisis dan Kebijakan Kesehatan dari Fakulktas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Ahmad Syafiq, berpendapat bahwa jangan sampai anak-anak sampai mengalami virus covid-19 gara-gara mereka mengalami stunting. Oleh karena itu, ia menganjurkan supaya program percepatan penanganan stunting seperti 1000 hari pertama kehidupan sang anak dijaga dan dipantau.

Pentingnya Menjaga 1000 Hari Pertama Kehidupan

Walaupun sekarang kita semua tengah berada di masa yang amat tidak mengenakkan gara-gara pandemi ini, bukan berarti kita perlu membiarkan betapa pentingnya memelihara 1000 hari pertama kehidupan sang buah hati. Terutama bagi seorang ibu, mereka mesti memaksimalkan dalam memberikan Air Susu Ibu (ASI) sesudah keluarga kecilnya lahir.

Jikalau mereka membiarkan betapa pentingnya merawat gizi untuk menghambat stunting, hal berikut tentu sangat membahayakan. Diperkirakan, angka tentang balita yang terkena stunting bakal meningkat di seluruh dunia pada tahun 2025 kalau mereka mengabaikan pentingnya menjaga gizi sang buah hati.

Sebetulnya, sebagian faktor yang mengakibatkan angka anak terkena stunting tidak mengecil dari tahun ke tahun tidak cuma disebabkan oleh tidak cukup sigapnya pemerintah saat menanggulangi stunting. Peran orang tua yang pasif termasuk salah satu penyebab terhambatnya penurunan angka penderita stunting.

Penghambat Pencegahan Stunting

Berikut merupakan beraneka perihal atau faktor penghambat penderita stunting menurun:
  • Masih Banyak yang Mempercayai jika Stunting Penyakit Keturunan Genetik
Beberapa penduduk di luar sana tetap ada yang beranggapan bahwa keadaan tubuh anak yang pendek sering dianggap hasil turunan yang berasal dari para orangtuanya. Padahal, anak mereka yang tubuh tingginya pendek mampu terindikasi bukan karena faktor genetika semata, namun berarti kalau dia mengalami kekurangan gizi (dan kemungkinan mengalami stunting).

Faktanya, genetika merupakan segi determinan kesehatan yang nilainya paling kecil kalau kita membandingkan hal tersebut ke hal-hal lain seperti perilaku hidup sehat, menjaga kebersihan lingkungan hingga ke pelayanan kesehatan.
  • Hanya Pemerintah yang Mengurusi Pencegahan Stunting
Seperti yang sudah pernah dibahas di berbagai artikel, pemerintah kita sebenarnya telah mulai berasumsi serius persoalan stunting ini. Mereka menjadi menerapkan beragam program untuk menekan kuantitas stunting.

Namun sayangnya, orang tua yang bersikap apatis masih banyak ditemui. Mereka cuma mempercayakan penanganan tersebut kepada pemerintah saja. Seharusnya dari mereka sendiri harus mampu melindungi diri dan melindungi gizi sang buah hati.
  • Kurangnya Memperhatikan Asupan Penuh Gizi untuk Anak
Faktor utama anak mengalami stunting karena kurangnya gizi yang diperoleh, baik dalam jaman kandungan sampai setelah mereka lahir. Banyak juga yang beranggapan bahwa makanan yang penuh gizi adalah makanan yang mahal, padahal perihal tersebut kuranglah tepat.

Yang benar-benar disayangkan yakni dikala sang bapak lebih memilih menghabiskan uangnya untuk membeli rokok daripada untuk membeli makanan yang bergizi. Begitu juga bagi sang ibu, banyak yang tidak memberikan ASI eksklusif bagi sang buah hati hingga 2 tahun.

Pengukuran Antropometri secara Berkala Pasca Kelahiran

Selain menjalankan hal-hal yang sudah kita jelaskan di atas, sebagai orang tua mereka wajib rutin melakukan pemeriksaan antropometri secara berkala, dapat di posyandu atau melakukannya secara mandiri di rumah.

Orang tua perlu mengajak anak mereka mengikuti program posyandu sehingga sang anak mendapatkan imunisasi dan juga perkembangannya mampu di check dan dipantau; apakah tinggi dan berat badannya udah sesuai dengan umurnya.

Guna menolong sistem Bagi kamu yang membutuhkan produk-produk antropometri tersebut, SOLO ABADI sudah menyediakan produk guna mendeteksi stunting.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan klik link berikut atau menghubungi whatsapp di nomor berikut.

       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar