Senin, 13 April 2020

Faktor Terjadinya Stunting terhadap Anak di Seluruh Dunia

Stunting seringkali dikampanyekan dan tetap menjadi progam utama instansi kesehatan di seluruh dunia. Berasal dari Worldbank.org, stunting adalah situasi di mana anak mengalami kegagalan pertumbuhan tubuh disebabkan oleh malnutrisi yang kritis dan juga bermacam penyakit kala masa kanak-kanak. Hal itu berlangsung khususnya ketika masih berada di janin di dalam kandungan (1000 hari pertama yang dimulai dari masa kandungan). Akibatnya seorang anak bakal memiliki ukuran tubuh yang pendek dan mengalami kesusahan dalam menerima pelajaran.

Malnutrisi merupakan kondisi darurat yang masih menjadi persoalan kesehatan penduduk utama di seluruh dunia, khususnya di Indonesia, Asia Tenggara dan Afrika sub-Sahara. Ini merupakan indikator dari gizi buruk, mempunyai konsekuensi besar pada kesegaran manusia serta untuk pembangunan sosial dan ekonomi yang berasal dari populasi tersebut.




Negara-negara yang paling mengalami permasalahan ini adalah negara-negara berkembang, situasi ekonomi, pendidikan dan sosio-kultural menjadi faktor penting yang melatarbelakangi beraneka turunan penyebab kasus kebugaran dan pertumbuhan warga negara tersebut.

Dilansir dari tribune.com.pk, tiga negara yang mempunyai angka stunting tertinggi yakni India, Nigeria dan juga Pakistan. Sementara itu, penyebab terkenanya stunting cukup kompleks. Secara umum dibagi menjadi lingkungan makanan, lingkungan sosial, lingkungan kesehatan, dan lingkungan hidup.

Penyebab Utama Stunting pada Anak

Seperti yang telah dijelaskan di atas, karena cukup kompleks, berikut penjabaran beberapa penyebab utama stunting:
  • Masih kurangnya akses makanan bergizi karena makanannya tergolong mahal.
  • Kurangnya ilmu mengenai makanan-makanan yang bergizi dan apa yang dibutuhkan bagi perkembangan janin dan bayi.
  • Kurangnya pengetahuan perihal bagaimana etika melindungi bayi yang baik di dalam konteks kesehatan.
  • Kurangnya pengetahuan untuk melindungi pola hidup bersih selagi hamil maupun kala menjaga anak.
  • Kondisi kerja ibu waktu hamil yang tidak menunjang pada kehamilannya.
  • Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum saat hamil, saat hamil, maupun pasca melahirkan.
  • Terbatasnya akses layanan kesehatan, sarana penunjang, tenaga kerja saat kehamilan dan postnatal (setelah melahirkan).
  • Kurangnya akses air bersih dan sanitasi sehari-hari.
  • Mengalami kekurangan gizi yang sangat kronis dalam waktu yang lama.

Cara Mengenali Stunting pada Anak

Kemudian, gejala apa saja yang bisa dicermati bila anak telah terkena stunting?
Berikut merupakan gejala secara fisik maupun kognitif anak yang sudah terkena stunting:
  1. Anak mempunyai badan yang cenderung lebih pendek untuk anak seusianya.
  2. Anak memiliki penampilan yang lebih muda namun tubuh terlihat normal untuk usianya.
  3. Berat badan lebih kecil untuk anak seusianya.
  4. Pertumbuhan tulang terhambat.
  5. Pertumbuhan pada gigi cenderung lembat.
  6. Kondisi tubuh dan kebolehan mengingat dan juga focus cukup
  7. Pada umur 8 sampai 10 tahun, anak menjadi lumayan pendiam di lingkungannya (tidak banyak melakukan eye contact).
Oleh sebab itu, kita harus membiasakan diri untuk melakukan pengukuran antropometri secara berkala guna mendeteksi stunting. Dengan adanya hal tersebut, angka prevelensi stunting akan turun dari tahun ke tahun.

Oleh sebab itu, kami mesti membiasakan diri untuk menjalankan pengukuran antropometri secara berkala guna mendeteksi stunting. Dengan terdapatnya hal tersebut, angka prevelensi stunting bakal turun dari tahun ke tahun.

Bagi anda yang memerlukan produk-produk antropometri tersebut, SOLO ABADI sudah menyediakan produk guna mendeteksi stunting.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan klik link berikut atau menghubungi whatsapp di nomor berikut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar